Jumat, 02 Januari 2009

jambu air mawar

Eugenia jambos (jambu mawar)

Familia : Myrtaceae


Habitus pohon, tinggi 7,5m – 10 m. Daun majemuk, terdiri dari tangkai (petiolus) dan helaian daun (lamina). Panjang tangkai (petiolus) 5 - 6 cm, panjang helaian (lamina) 9 - 26 cm, lebar helaian (lamina) 1,5 - 6 cm; sifat daun : bentuk daun (circum scriptio) lanset (lanceolatus), pangkal daun (basis folii) pasak, tepi daun (margo folii) rata (integer), ujung daun (apex folii) runcing (acutus), tulang daun (nervatio) menyirip (penninervis), permukaan daun licin (laevis), warna daun bagian atas hijau tua mangkilap dan bagian bawah hijau muda.

Diameter batang 50 cm, permukaan batang beralur dan licin, bentuk batang bulat (teres), kadang-kadang bersegi empat ketika masih muda, tipe batang berkayu (lignosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), percabangan batang monopodial. Sering bercabang rendah, dan tajuknya padat yang terbentuk oleh cabang-cabang yang memencar lebar; batangnya berbentuk galah,; pangkal batangnya kadang-kadang terpilin, dengan kulitnya berwarna coklat, beralur dan licin.

Sistem perakaran tunggang (radix primaria), bentuk akar keras, liat, tetapi fleksibel, bagian- bagian akarnya antara lain collum, apex radicis, corpus radicis, radix lateralis, fibrilla radicalis, pillus radicalis, dan caliptra.

Letak bunga di ujung ranting (terminal) atau di ketiak daun (aksial), tipe bunga inflorescentia racemosa, bentuk karangan bunga payung menggarpu, simetri bunga actinomorphus, bagian-bagian bunga antara lain pedicellus, corolla, stamen, pistillum, calyx, kelamin bunga hermaphrodit,panjang tangkai bunga 5 – 10 cm, bentuk kelopak (calyx) bercuping empat agak bundar, panjang kelopak 10 x 7 mm, bentuk mahkota (corolla) synpetalus, diameter daun mahkota 15 – 18 mm, warna mahkota putih sampai putih kehijau hijauan, jumlah daun mahkota (petal) empat helai, jumlah stamen mencapai 400 utas, panjang stamen mencapai 4 cm, warna stamen putih, bagian – bagian stamen antara lain tangkai sari (filamen) dan kepala sari (anthera), bentuk kepala sari (anthera) bulat, letak kepala sari ujung, panjang putik mencapai 4 cm, bagian-bagian putik antara lain tangkai putik (stylus) dan kepala putik (stigma), jumlah kepala putik satu, warna kepala putik merah, letak bakal buah superus. Bunganya muncul setelah suatu masa istirahat, misalnya pada musim semi untuk daerah subtropik, dan pada akhir musim kemarau untuk Jawa Timur.

Tipe buah buah batu, bentuk buah bulat sampai bulat telur, diameter 2,5 – 5 cm, warna buah kuning pucat atau kehijau- hijauan, permukaan buah licin agak keras, bermahkotakan daun kelopak dan tangkai putik yang tidak rontok, kadang-kadang merah jambu sampai merah, berbau harum, perikarpnya berdaging, berwarna merah muda sampai kuning. Buahnya matang 3 bulan setelah bunga mekar. Aroma yang mirip air mawar yang khas inilah yang menjadi ciri pembeda dengan jenis-jenis lainnya

Bentuk biji bulat, jumlah biji 1 sampai 4 butir, warna biji coklat; permukaan biji berkulit kasar. bersifat poliembrioni, yaitu dari satu biji saja bisa tumbuh tujuh atau delapan pohon sekaligus.

Habitat tumbuhan ini berada di iklim tropis dengan sebaran kawasan tropika seluruh dunia, ketinggian tempat kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut.












Gambar 1. Habitus Gambar 2. daun














Gambar 3. Percabangan Gambar 4. Bunga















Gambar 5. Buah Gambar 6. Biji








KLASIFIKASI


Menurut Carolus Linnaeus, tumbuhan ini diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio

: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio

: Magnoliophyta (berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas

: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Familia

: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

Genus

: Eugenia

Spesies

: Eugenia jambos L.


Kerabat dekat:
Jambu air, Jambon, Gowok, Dewandaru, Pangopa, Eugenia dombeyi































MANFAAT DAN INFORMASI LAIN


Eugenia jambos

(jambu mawar)


MANFAAT

Buah jambu mawar biasa dimakan segar, meskipun nilainya masih kalah oleh jambu air, jambu semarang atau jambu bol. Jambu mawar jarang terdapat di pasar, dan hanya dikonsumsi sendiri terutama oleh anak-anak. Buah ini juga sering dimasak atau diawetkan dengan berbagai cara.Buah tersebut dapat disuling untuk memperoleh ‘air mawar’, serupa dengan yang dapat diperoleh dari daun mahkota bunga mawar. Daunnya disuling untuk mendapatkan minyak atsiri, yang berguna bagi industri wewangian.

Kayu terasnya berat dan keras, sehingga baik untuk konstruksi bangunan asalkan tidak berhubungan dengan tanah. Kayu ini kurang tahan terhadap serangan rayap. Kulit kayunya digunakan sebagai bahan penyamak dan pewarna.Pohon jambu mawar juga kerap ditanam di taman-taman dan pekarangan sebagai pohon hias (ornamental). Selain itu, bunga-bunganya juga merupakan sumber pakan yang baik bagi lebah madu.Dari bunga yang diawetkan, dibuat obat tradisional pendingin dan penenang. Kulit kayu dan bijinya juga dimanfaatkan untuk mengobati murus (diare), disentri dan demam.

Kandungan untuk setiap 100 g bagiannya buah yang dapat dimakan terkandung: air 84-89 g, protein 0,5-0,8 g, lemak 0,2-0,3 g, karbohidrat 9,7-14,2 g, serat 1-2 g, abu 0,3-0,4 g, karotena 123-235 SI, vitamin B kompleks 0,55-1,04 mg, dan vitamin C 3-37 mg. Nilai energinya adalah 234 kJ/100 g. Daging buahnya mengandung pektin tinggi, sehingga cocok untuk dipakai sebagai bahan pengendap (settling agent). Minyak atsiri yang diekstrak dari daunnya mengandung 27% d a-pinena dan 24% l-limonena, yaitu dua monoterpena siklik (cyclic monoterpene), yang menyebabkan bau yang menyenangkan dari minyak itu. Beberapa bagian tanaman, seperti biji, daun, batang, akar, dan kulit kayu, beracun karena adanya alkaloid jambosin dan asam hydrosianida



INFORMASI LAIN

Nama Lain

Nama-nama daerahnya di antaranya jambee iye mawar (Ac.), klampok arum (Jw.), kalampok aeng mawar (Md.), nyambu ermawa (Bl.), kembes mawar, kembes walanda, kumpasa im baranda (Sulut), jambu jene mawara (Mak.), jambu mawaro, kupo mawar, kuputol mawar, gora mawar (aneka bahasa di Maluku).Buah ini juga disebut chomphu namdokmai (Thai), cham’-puu (Kamboja), tampoy (Filipina), rose apple atau Malabar plum (Ingg.). Nama ilmiahnya adalah Syzygium jambos.

Syarat Tumbuh

Jambu mawar adalah tumbuhan tropik yang telah masuk ke wilayah subtropik. Tanaman ini tumbuh subur sampai ketinggian 1200 m dpl. Pada tempat yang lebih tinggi dan mendekati batas wilayah subtropik, tumbuhan ini tidak mampu berbuah. Jambu mawar masih tahan hidup sampai suhu minimum serendah 0° C. Tanaman mudanya memerlukan naungan dan lingkungan yang lembap, tetapi pohonnya yang sudah mapan bersifat lebih bandel. Pohonnya lebih menyukai iklim basah, tetapi dapat juga tumbuh di iklim muson yang meningkat ke musim kering.

Belumlah jelas apakah pembungaan dan/atau pembentukan buah dipengaruhi oleh keadaan kering; anjuran-anjuran untuk memastikan dicapainya kelembapan tanah, dan hasil pengamatan bahwa pohon jambu mawar tidak mudah meluruhkan daunnya menunjukkan bahwa pohonnya tidak betulbetul- tahan kering. Sebaliknya, dikatakan orang bahwa pohon jambu mawar toleran terhadap angin dan gararn. Sebenarnya tidak ada batasan yang jelas tentang korldisi tanah yang dibutuhkan; pohonnya mampu mengatasi sistem pengairan yang buruk, juga penggenangan, dan dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Keasaman yang dianjurkan adalah antara 5,5-7,0.

Pedoman Budidaya

Jambu mawar umumnya diperbanyak dengan benih. Benihnya tidak mempunyai masa dormansi dan dapat berkecambah dengan baik. Dari sebutir benih sering tumbuh 3--8 kecambah, yang sebagian besar sama sifatnya dengan tetuanya. Cara perbanyakan lainnya adalah pencangkokan, penempelan, dan penyambungan. Pencangkokan umum dilakukan di India dan Bangladesh pada saat pohon sedang istirahat. Cangkokan itu ditanam setengah tahun kemudian. Jambu mawar dapat ditempelkan pada batang bawah yang berumur 10-12 bulan, menggunakan metoda Forkert yang telah dimodifikasi; Syzygium pycnanthum Merr. & Perry dan Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry dapat pula dipilih sebagai batang bawah. Jarak tanamnya kira-kira 5 m x 6 m. Pada awal pertumbuhannya diperlukan naungan. Masa juwananya berlangsung 4-5 tahun; pohon asal cangkokan dapat berbuah pada umur 4 tahun

Pemeliharaan

Pohonnya hampir tidak memerlukan perhatian yang khusus

Hama dan Penyakit

Jambu mawar tampaknya tidak banyak menderita karena serangan serangga hama, tetapi merupakan inang untuk beberapa lalat buah (Anastrepha dan Ceratitif spp., juga Daw spp.). Tanaman ini diserang oleh beberapa jamur yang menyebabkan bercak daun, antraknosa, dan busuk akar.

Panen dan Pasca Panen

Buah jambu mawar apabila akan dimakan dalam keadaan segat harus ditangani dengan hati-hati dan dipasarkan secepat mungkin. Buahnya mudah lecet-lecet dan mudah kehilangan kerenyahannya. Buah jambu mawar tergolong nonklimakterik. Tiga hari setelah panen, respirasi dan produksi etilenanya menurun sampai masing-masing 50% dan 10% dari nilai awalnya. Warna buahnya tidak berubah selama dalam penyimpanan.
























DAFTAR PUSTAKA


Annonymous.2001. Buah Jambu Dengan Aroma Mawar. http://sinar harapan.co.id/


___________. 2005. http :// www.iptek.net.id/ pangkalan data iptek/ jambu mawar


___________. 2008. Eugenia jambos. URL ; http://en wikipedia .org/wiki/ Eugenia jambos.


___________. 2008. http:// plantamor.com/


Pristiyanto, Djuni. 1990. Mengenal Tanaman Langka Indonesia Cetakan III.Jakarta : Penebar Swadaya.

Tidak ada komentar: